Senin, 22 Desember 2014

Ibu


Ibu

Ibu…Sebuah kata yang menggetarkan hati siapa saja. Singkat katanya, begitu luas maknanya. Sehingga  apa saja yang dikenai oleh kata ibu, maka akan menjadi lebih berharga, sepeti kota, bila dikenai kata ibu maka akan menjadi kota yang istimewa yaitu ibu kota. jari, bila dikenai kata ibu akan menjadi ibu jari. dan begitu juga seorang wanita, bila dianugrahi menjadi seorang ibu oleh sang maha pencipta, maka harkat dan martabat wanita tersebut langsung naik tiga peringkat, seperti yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW :
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Kita sudah lihat dan rasakan sendiri, kelayakan seorang ibu dinaikan derajatnya dari pada ayah karena memang ibu lah yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan bembesarkan kita. 
Dulu, sewaktu belum menikah, sewaktu belum merasakan bagaiman rasanya mengandung, bagaimana rasanya melahirkan , dan merasakan bagaimana menyusui dan membesarkan anak,  selaku anak tentu kita harus berbakti dan berterimakasih kepada ibu atas pengorbanan dan jasa-jasa nya, akan tetapi saat kita sebagai seorang wanita telah dianugrahi menjadi seorang ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan, maka pemaknaan akan jasa- jasa dan pengorbanan seorng ibu, jauh, jauh lebih dalam.
Bagaimana lemah dan menderitanya seorang ibu saat mengandung anaknya, badan lemah, tak nafsu makan, pusing, mual-mual, sesak nafas, sakit pinggang, kram kaki, kram perut, belum lagi menyanggah berat perut yang bertambah. 
“… ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun…” (Qs. Luqman : 14)
Selang waktu bulan maka,perasaan bahagia, bercampur takut,  dan cemas untuk menyongsong kelahiran sibuah hati. Sakit nya tak terkatakan, malu harus dilawan saat aurat harus tersingkap,tenaga terkuras, darah tertumph, keringat dan air mata bercucuran demi melahirkan buah hati tercinta.
Belum selesai “penderitaan” menyusui merupakan proses yang panjang dan melelahkan tak tau siang dan malam.
Lanjut saat proses membesarkan, di mana sang ibu mendidik, mengajari, mengasuh, melayani anak-anaknya. jiwa, raga, kesehatan, waktu. Materi, persaan, semuanya, ibu berikan dan korbankan untuk ananda tercinta.
Tak cukup beribu bakti dan ucapan terima kasih yang harus ku ucapkan kepada mu ibu, atas semua yang telah Engkau berikan dan engkau korbankan untuk ku, anak mu.
Semoga Allah SWT yang maha melihat setiap pengorbanan mu, mendengar tangis dan keluh kesah mu, membalas semua kebaikan mu, pengorbanan mu  Ibu. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar